Banyak orang yang tidak bisa mengembangkan diri karena memiliki hambatan di dalam diri mereka. Sering kali mereka tidak sadar hal apa yang menghambat mereka. Mereka menganggap semua berjalan dengan baik dan tidak ada hal yang perlu dirisaukan. Hanya saja mereka tidak mengerti mengapa hidup mereka tidak mengalami perubahan. Karir mereka tetap seperti itu saja. Tidak ada lompatan yang dilakukannya. Tidak ada terobosan setelah hidup beberapa tahun bahkan berpuluh-puluh tahun. Masalahnya dimana? Salah satunya adalah mereka memiliki hambatan dalam pengembangan diri. Ada lima hambatan yang saya pelajari melalui membaca buku maupun mengamati orang-orang disekitar saya. Hambatan pengembangan diri pertama yang akan saya bahas adalah percaya diri.
Kurang Percaya Diri
Sering kali orang akan berkata, memang kalau orang tidak memiliki percaya diri maka mereka akan mengalami kesulitan dalam memajukan dirinya sendiri. Percaya diri tidak berhubungan dengan setinggi apa posisi And adi dalam kantor Anda. Mungkin saja Anda seorang manager atau direktur tetapi tidak memiliki percaya diri. Anda sering mengalihkan tugas Anda ke orang lain terutama tugas yang berhubungan dengan banyak orang. Anda tidak berani berbicara di depan banyak orang atau Anda tidak berani mempertahankan pendapat Anda di muka umum. Ketika Anda terpaksa melakukannya maka Anda akan membuat alasan supaya Anda tidak dianggap salah. Anda mengatakan tubuh Anda sedang sakit sehingga orang akan merasa wajar jika Anda berbuat salah. Atau Anda mengatakan suara Anda sedang parau sehingga lawan bicara Anda akan maklum terhadap itu semua.
Seorang yang tidak percaya diri mencoba menutupi kelemahannya dengan menyalahkan orang lain atau mencarikan alasan mengapa dia memiliki kelemahan tersebut. Sulit baginya untuk mengakui bahwa dirinya lemah dan memerlukan bantuan orang lain. Ketika dia membutuhkan bantuan orang lain, dia akan berlagak bisa melakukannya. Dia pun cenderung menutup diri dari orang lain. Dia hanya merasa aman di depan beberapa orang untuk menceritakan kelemahan-kelemahannya. Dia menunjukan bagian-bagian dimana dia percaya diri tetapi menutupi bagian dimana dia tidak percaya diri.
Dampak sikapnya justru menjauhkanya dari perbaikan. Semua orang tahu kecuali dirinya bahwa alasan yang diberikannya hanya sebuah alasan yang tidak ada hubungannya. Mungkin saja orang-orang disekitarnya akan diam saja tetapi mereka menjadi tidak menghargai dirinya. Akibatnya? Dia merasa orang-orang tidak menghargainya-ya dia merasakannya- dan dia semakin tidak percaya diri. Orang melihat betapa gemetarnya dirinya ketika di depan, tetapi ada yang menutupi dengan sikap yang marah sehingga orang tidak berani mengungkapkan pendapatnya. Tetapi mereka tidak menghargainya dan dirinya semakin tidak percaya diri.
Cara mengatasinya:
Kita harus mengakui kalau diri kita tidak percaya diri. Kita ceritakan ke teman kita dan meminta bantuannya. Kita akan merasakan percaya diri ketika ada dukungan dari orang di sekitar kita. Karea tiu, carilah dukungan dari mereka. Anda harus pintar mencari dukungan karena bisa-bisa Anda justru mendapatkan celaan dari orang-orang tertentu. Akui pada diri sendiri kalau Anda memang tidak percaya diri tetapi Anda akan mengatasi masalah itu dengan baik.
Gunakan self talk, bicara pada diri sendiri supaya Anda bisa lebih percaya diri lagi. Latihan yang cukup juga membuat Anda semakin percaya diri. Jika posisi Anda sebagai direktur, ikutlah pelatihan-pelatihan yang ada. Anda akan bertemu dengan direktur lainnya dan menyadari bahwa ada orang yang mengalami masalah yang sama dengan Anda. Anda pun tidak lagi merasa paling bodoh atau paling tidak berguna. Anda akan lebih percaya diri lagi. Anda bisa mengembangkan diri Anda semakin baik dari hari ke hari. Pelatihan yang ada juga membuat Anda merasa menguasai bidang tersebut. Persiapan yang cukup membuat Anda yakin bisa melakukan yang terbaik.
Terkadang, kurang percaya diri disebabkan karena masa lalu Anda. Jika memang demikian, temukan masa lalu Anda. Kejadian apa yang Anda ingat, yang membuat Anda tidak percaya diri. Saya juga mengalaminya tetapi saya beri ‘ampunan’ terhadap kejadian tersebut. “Maklum, masih pemula,” demikian yang saya katakana pada kejadian masa lalu tersebut sehingga saya mau belajar lebih baik lagi. Jika berhubungan dengan perkataan orang lain, katakan pada diri sendiri, perkataan tersebut salah. Fakta-fakta di masa lalu harus kita ubah, buat fakta baru yang membuat kita bisa mengembangkan diri lebih baik lagi.
Tetapi hati-hati jangan sampai kita justru menjadi terlalu percaya diri.
Terlalu Percaya Diri
Ketika tren waralaba terjadi, banyak sekali pengusaha yang mewaralabakan usahanya. Bahkan banyak diantara mereka yang sebenarnya belum sukses mengembangkan waralabanya tetapi membuka waralaba dengan janji yang sangat besar. Mereka pun memberikan hitungan, akan kembali modal dalam waktu enam bulan dengan omset harian sekian juta rupiah. Padahal, pada kenyataannya omset hariannya tidak sampai satu juta. Maka merugilah orang-orang yang membeli waralaba tersebut. Sang pengusaha terlalu percaya diri dengan menawarkan hasil yang luar biasa besar. Akhirnya, selain waralabanya tidak ada yang membeli, nama baiknya juga tercemar. Orang-orang tidak lagi percaya padanya. Dia jatuh karena ulahnya sendiri.
Orang yang terlalu percaya diri sering kali kurang bisa memperhitungkan keadaan yang ad adi sekitarnya. Dia tidak terlalu suka melihat fakta, dia berjalan hanya berdasarkan keyakinannya dan tidak terlalu perduli pada risiko yang ada. Dalam beberapa factor, hal itu memang bagus. Sesekali kita harus berani bergrak. Kita mengenal orang-orang yang demikian. Bill Gates sangat berani ketika menerima proyek dari Dell untuk membuat software. Padahal dirinya tidak memiliki software sama sekali. Tetapi sebenarnya keberanian Bill Gates dikarenakan ada fakta lain yaitu ada orang yang memiliki software tersebut dan Bill Gates bsia membelinya. Keberanian yang merupakan wujud percaya diri Bill Gates bukanlah asal percaya diri. Dia memiliki fakta yang hanya dirinyalah yang mengetahuinya.
Demikian juga Steve Jobs. Setiap dirinya tampil pastilah ditunggu-tunggu. Peluncuran produk apa lagi saat ini. Dia menerangkan produknya dengan sangat percaya diri. Seakan-akan pendengarnya sedang di hipnotis olehnya untuk mengikuti kata demi kata yang keluar dari mulutnya. Tetapi sikap sangat percaya diri ini disebabkan karena dia memiliki data yang mendukungnya. Apple melakukan survey tentang konsumennya. Dari hasil survey itulah yang diolahnya dan membuatnya sangat percaya diri.
Percaya diri yang berlebihan dan tanpa data itulah yang merusak kita. Kita mengetahui demikian percaya dirinya Presiden Soeharto untuk menjadi presiden ketujuh kalinya. Menurut ketua MPR saat itu, rakyat menginginkan Soeharto menjadi presiden. Dan dengan sangat percaya diri dirinya membentuk cabinet dan memasukan anaknya menjadi salah satu menteri. Masyarakat pun bergejolak, dimotori oleh mahasiswa terjadi kejadian yang sebenarnya tidak mengenakkan. Presiden mengundurkan diri dan digantikan wakil presiden. Sikap terlalu percaya diri membuat kita sulit membaca fakta yang ada.
Hati-hati dengan terlalu percaya diri karena kita tidak bisa lagi mengukur kemampuan kita atau orang-orang disekitar kita. Kita juga tidak mampu membaca data dengan benar. Banyak perusahaan yang mengalami penurunan tajam karena para pimpinannya terlalu percaya diri. Mereka tidak lagi mau mendengarkan fakta-fakta yang buruk di depan mereka. Mereka tidak lagi mengukur kemampuan yang ada di dalam diri mereka bahkan mereka tidak mengakui penurunan produktifitas dikarenakan keadaan mereka. Mereka menganggap penurunan kemampuan masyarakat dunialah atau perubahan kondisi konsumenlah yang menyebabkan mereka mengalami penurunan.
Banyak diantara mereka yang terlalu percaya diri akhirnya justru tidak dipercaya oleh orang-orang disekitarnya. Saya mengenal seorang teman yang snagat menggebu-gebu ketika mengatakan sesuatu. Ketika kita bertanya, maka dia akan menjawab dengan mantap. Dia snagat percaya diri. Sayangnya dia tidak bisa membuktikan apa yang dikatakannya dan akhirnya orang tidak lagi percaya kepadanya.
Cara mengatasi:
Tetaplah waspada dengan kemampuan diri kita. Kita harus memiliki cara mengukur kemampuan diri dan jujurlah pada diri sendiri ketika kita tidak mampu melakukannya. Memang sangat baik buat kita menantang kita melebihi kemampuan kita tetapi jangan sampai terlalu jauh sehingga tidak mampu kita jangkau. Tantanglah kemampuan Anda sedikit diatas dari waktu ke waktu, tidak perlu langsung ke atas sekaligus. Untuk mencapai titik sepuluh ribu, mulailah dengan menantang seratus lalu seribu barulah sepuluh ribu.
Minta pendapat tim Anda tentang target yang harus dipenuhi. Tantang mereka untuk mencapai target tersebut. Jika Anda terlalu percaya diri maka sebagian besar dari mereka justru akan kehilangan semangat karena target tersebut tidak realistis. Tetapi jika mereka menganggap Anda tidak terlalu percaya diri, maka mereka akan bersama-sama dengan Anda mengejar target tersebut.
Tetaplah perhatikan data yang ada di sekitar Anda. Jangan menjadi sombong seperti kapal titanic yang menyatakan tidak akan ada yang bisa menenggelamkannya. Faktanya bongkahan es yang terlihat diatas hanyalah 10% dari besar keseluruhan sehingga Anda tidak bisa menghadapinya dan tenggelamlah Anda. Carilah orang yang sangat dekat dengan Anda dan minta pertimbangan mereka. Jangan bicara dahulu sebelum ada fakta yang mendukung apa yang Anda bicarakan. Mungkin Anda akan membicarakan strateginya nanti tetapi tetaplah membumi dan memikirkan cara melakukan apa yang Anda katakan.
Empat hal lainnya yang menghambat pengembangan diri adalah hubungan, perfeksionis, perubahan, dan emosi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar